Rendahnya fruit set merupakan salah satu permasalahan yang sering dialami pekebun. Di beberapa daerah ditemukan tanaman dengan fruit set dibawah 10%. Hal ini mengindikasi bahwa terjadi permasalahan penyerbukan yang disebabkan rendahnya populasi Elaeidobius kamerunicus. Sejak dikembangkan teknologi Hatch & Carry oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), fruit set meningkat sebesar 30%, berat tandan meningkat 7,75% dalam 6 bulan, dan produktivitas meningkat 8,41%. Selain permasalahan fruit set, pengelolaan kelapa sawit yang tidak tepat pada lahan marginal juga merupakan penyebab rendahnya poroduktivitas kelapa sawit. Oleh sebab itu, diperlukan perlakuan khusus agar kelapa sawit pada lahan marginal dapat berproduksi secara optimal.
Beranjak dari kondisi-kondisi tersebut di atas, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) / Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI) dan International Society of Oil Palm Agronomists (ISOPA) mengadakan Field Clinic mengenai penerapan Hatch & Carry serta Colloquium mengenai teknik budidaya kelapa sawit di lahan-lahan marginal untuk mencapai produktivitas optimal. Pada sesi Colloquium, disampaikan beberapa materi sebagai berikut:
- BMPs of oil palm with monsoonal rainfall and high water deficit (Dr. Suroso Rahutomo – Indonesian Oil Palm Research Institute) Unduh
- Alleviating seasonal water deficit for sustained oil palm production (Ir. Noto E. Prabowo, MSc & Ir. M. Mahadani Lubis – Bah Lias Research Station, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.) Unduh
- BMPs of oil palm sandy soil (Dr. Surianto – PT. Anglo Eastern Plantation Indonesia) Unduh
- How to optimize oil palm production on marginal land in Malaysia (Dr. Zulkifli Hasim – Malaysia Palm Oil Board) Unduh
Selamat membaca!